Solilokui Pagi
07.30.00
Unknown
0 Comments
07.30.00 Unknown 0 Comments
Bayangan di Teras Kelas
07.29.00
Unknown
0 Comments
07.29.00 Unknown 0 Comments
Sejak Sore Itu
07.27.00
Unknown
0 Comments
07.27.00 Unknown 0 Comments
Memori Embun
18.00.00
Unknown
0 Comments
Oleh : Galang S K18.00.00 Unknown 0 Comments
Layar Tancap,Bergerimis
17.59.00
Unknown
0 Comments
17.59.00 Unknown 0 Comments
Oleh : Dena Isni Pasha
November hampir selesai
Kali ini berbeda dengan dua kali November lalu
Dua kali November berhasil menciptakan rindu
Menciptakan cerita-cerita tentang sesuatu yang bisakubanggakan
dan kelak kudongengkan sebelum anakku tidur
Cerita-cerita yang diawali dengan “Dik, dulu…”
Kemudian seperti di layar tancap ceritaku berputar ramai
Orang bilang aku mahir bercerita
Dan apabila benar, bukankah dua kali November itu mampu jadicerita andalanku?
Sebelum November kali ini, aku tidak pernah khawatir
Aku tidak pernah mencibir
Aku tidak perlu
Namun, satu kali di dua tahun yang lalu
Satu cerita tentang jalannya kereta
Langit tiada jingga, namun merah muda
Aku tidak peduli apa yang terjadi sebelumnya
November dua tahun lalu, waktu itu hanyalah untuk waktu itu
Aku tidak peduli tentang lingkaran api yang sempat terjadi
Hanya malam setelah sore di rel kereta, dan dua-tiga malamyang berlanjut setelahnya
Fantasi menjadi nyata di sebuah kota yang berbahaya
Dan pulanglah kembali di kota yang mereka sebut sebagaijelmaan Nirwana
Omong kosong, aku kata
November berikutnya
Cerita lain di kereta yang lain, berpacu dengan melodi sederhana
Adaptasi dari sebuah cerita lama berjudul ‘Hidup ini Indah’
yang ditujukan untuk siapa saja yang pantas mendapatkannya
Namun beberapa memang tidak pantas,
Teruntuk orang yang ramai dan berani
Menggertakkan “Sinema bukan segalanya”
Memang bukan, memang bukan
Namun bencilah putaran roda seluloid di teater
Bencilah cerita tentang masa depan dan masa lalu
Bencilah gadis-gadis sempurna di layar tancap
Aku yakin, Sinema bukan sesuatu yang bisa dihindari
Adalah sebuah ketidakmungkinan untuk membencinya
Dan November kedua ini, menghidupkan sinema
Seakan-akan sinema menjadi sosok teman yang bisa selaludipercaya
Yang tidak akan berburuk sangka, yang menjaga rahasia
Dan tentunya menjadi bagian dalam keluarga
Fantasi tidak terjadi, namun realita yang lebih nyatamengajarkan
Bahwa mimpi perlu tujuan, dan aku memahami tujuan atasmimpi-mimpi
Yang bergeliat di kemelut awan dalam kepalaku, terasa berat
Rol film untuk November kedua, habis
Putaran berikutnya
Tidak ada cerita tentang rel kereta
Atau bahkan senja
Ada banyak goresan di rol film kali ini
Ada banyak harapan yang padam
Meskipun sudah berkobar bagai api abadi
Tapi harapan ini hanya api kompor LPG
Tiup kencang dan tetesi air garam, padam
November kali ini
Sudah hampir selesai
Bukankah wajar aku menginginkan petualangan
Atau sekadar meminta agar mimpi mampir lagi
Aku sudah menemukan tujuan atas mimpi-mimpiku
Sudah cukup lama
Karena diantara hal-hal yang mampu aku benci,
Merindu adalah salah satunya
Ada rindu yang benar-benar tersaru setiap malam
Tetapi rindu itu meminta diabaikan
Dan sekarang, aku duduk di kursi kamarku
Lagu Lemon Tree mengiringi
seakan memang Fools Garden menciptakannya untuku
Rol film untuk November – November berikutnya,
Jangan jadi seperti November kali ini
Jadilah menyenangkan, dengan warna-warna selain kelabu
Petualangan, hadirkanlah setidaknya satu di dalam putarannya
Berikan kisah-kisah untuk “Dik, dulu…”
November, Bear Brand ku sudah kusesap
Dan hujan berhenti
Wonosobo, 26 November 2015
(Belum) Bisa
18.22.00
Unknown
0 Comments
Oleh : Nindyo Aji18.22.00 Unknown 0 Comments
Mimpi Apa Aku Semalam?
18.12.00
Unknown
0 Comments
18.12.00 Unknown 0 Comments
Mengenang April
18.10.00
Unknown
0 Comments
18.10.00 Unknown 0 Comments
Untuk Lelaki Yang Berulang Tahun
00.06.00
Unknown
0 Comments
00.06.00 Unknown 0 Comments
Tak Kunjung Selesai
00.05.00
Unknown
0 Comments
00.05.00 Unknown 0 Comments
Mengharapkan Harapan
00.02.00
Unknown
0 Comments
00.02.00 Unknown 0 Comments
Karya: Puspa Rahayu
Dihadapan sebuah buku catatan
Aku ingin menulis semua tentang hari ini
Dimana semuanya tampak tak seperti biasa
Hambar, kacau
Pikiranku mencoba membaca rentetan peristiwa yang seharusnya masih aku ingat
Tapi entah
Sudah dikemanakan oleh gerimis sore ini
Sekilas gerimis tampak sadis mengubur ingatan sehingga tak lagi mampu muncul ke permukaan
Bukan salah gerimisnya
Salah siapa kenangan mau dihanyutkan pergi
Padahal aku disini setia memeliharanya
Tidak banyak kalimat yang bisa diucapkan
Mungkin karena aku lupa atau memang sama sekali tak bisa
Inilah nasib gadis yang mencoba bercerita namun tak punya cerita
Mencoba mencinta namun tak punya cinta
Berharap namun tak punya harapan
Kenapa nampak sangat miris, ya.
Sudahlah, tunggu saja
Siapa tau gerimis datang lagi.
Siapa tau ia memulangkan kenangan yang tadi sudah dihanyutkan
Atau bahkan membawa kenangan baru yang esok bisa diceritakan, dicintai dan diharapkan.
Dan akhirnya aku menjadi gadis yang punya cerita, cinta dan harapan.
(Wonosobo, 22 November 2015)
Akhir Langkah Setelah Hujan - Juara 1
23.36.00
Unknown
0 Comments
23.36.00 Unknown 0 Comments
Oleh : Tri Haryanto
Pagi itu
Sang fajar menyambut
Ku tersenyum
Tuk menghadapi sang waktu
Namun
Tak kuharapkan
Rombongan itu menimpaliku
Menyergapku dan menyerangku
Berantai
Tak berjeda
Dan terus menyayatku tanpa kecuali dia
Kenapa kau tiba sekarang?
Aku sedang berjuang
Berjuang di tengah perjalanan
Dan sekarang kau sergap
Tanpa belas jeda yang kau berikan
Memang seharusnya aku bisa tersenyum
Menikmati kehadiranmu layaknya fajar
Namun tidak untuk sekarang ini
Dengan kedatanganmu yang tanpa jeda kau berikan
Disana
Di depan toko itu ibuku menanti
Menantikan kehadiranku dan segenggam makanan yang ku bawa
Dia kelaparan dan tanpa makanan yang ada
Masih tetapkah tega kau menghentikanku?
Sedang disana ibuku kelaparan
Kini ku berharap padamu
Dalam naungan jeda hujan, untukku lanjutkan
Kini dadaku terasa sesak
Langkah kaki tak semudah kujalankan
Air mataku tak bisa lagi ku bendung
Ibuku telah meninggal
Sapaku Untuk Hujan Sapaku Untuk Rindu - Juara 2
23.34.00
Unknown
0 Comments
23.34.00 Unknown 0 Comments
Oleh : Achmad Yanatun
Hey Hujan,
Sedialah aku menari bersamamu,
Lupakan rindu yang begitu pilu,
Lalu!
Terpuruk, menangis sendu,
Tertawa pasti,sekejab terdiam sepi,
Hey Hujaan,
ini sapaku,
Air mataku mengalir bersama tetesan air sucimu,
Biar ia mengalir sampaikan sapa ini,
Biar ia titipkan salamku bersamamu,
Bersama lembayung hijau disudut surau itu,
Hey Hujan,
Biar aku di sini bersama dekapmu
Dekapan yang begitu hangat untukku,
Dekapan yang tak pernah ada digenggamku,
Hey Hujan,
Bersamamu aku tau dimana aku ada,
Aku nyaman,aku aman,aku tak perlu takut
berbagi kisahku untukmu,
Hey Hujan,
Aku kagum,desau irama merdumu,
Desau itu hanyutkan ku pada pilu,
Hamburkan tentang lamunan malam,
Yang tak jelas kemana arah tujunya
Hey Hujan,
Hanya sapaku untukmu,sapa yang sama untuknya,
Berbagi sendu,berbagi rindu,berbagi pilu,
Berbagi susah,berbagi kesah,berbagi kisah,
Hujan bersama rindu dan sapa ini untuknya,
Pahlawan Kami Bicara - Juara 3
23.32.00
Unknown
0 Comments
23.32.00 Unknown 0 Comments
Menemukan Sesuatu yang tak Ada
02.19.00
Unknown
0 Comments
02.19.00 Unknown 0 Comments
Menulis Blues di Suratmu
02.14.00
Unknown
0 Comments
02.14.00 Unknown 0 Comments
Kota Ku Atau Kota Mu
12.30.00
Unknown
0 Comments
12.30.00 Unknown 0 Comments
Kutipan Hujan dari Gusti
16.29.00
Unknown
0 Comments
16.29.00 Unknown 0 Comments
Ah,Sial!
16.28.00
Unknown
0 Comments
16.28.00 Unknown 0 Comments
Tanpa Judul
19.21.00
Unknown
0 Comments
19.21.00 Unknown 0 Comments
Tentang Hujan Kali Ini
16.08.00
Unknown
0 Comments
16.08.00 Unknown 0 Comments
Menjelang Aku Pada Kotamu
17.17.00
Unknown
0 Comments
17.17.00 Unknown 0 Comments
Di Kata Akhir Sebuah Ungkapan
17.15.00
Unknown
0 Comments
17.15.00 Unknown 0 Comments
Penolak Dan Pengharap
23.21.00
Unknown
0 Comments
23.21.00 Unknown 0 Comments
Hati/Otak
21.45.00
Unknown
0 Comments
Karya: Akbar Daffa Raharja21.45.00 Unknown 0 Comments
Hallo,Lolita.
21.37.00
Unknown
0 Comments
21.37.00 Unknown 0 Comments
Senja Sepanjang Jalan Hargopeni
21.36.00
Unknown
0 Comments
Karya : Akbar Daffa Raharja21.36.00 Unknown 0 Comments
Telah Datangnya Hujan yang Ditunggu.
21.35.00
Unknown
0 Comments
Karya: Akbar Daffa Raharja21.35.00 Unknown 0 Comments
Surat Malam Untuk yang Terlambat Membaca Pertanda
16.26.00
Unknown
0 Comments
16.26.00 Unknown 0 Comments
Arsip Blog
Label
- komunitas kata bicara
- puisi
- Arsip
- karya followers
- Sastrawan Indonesia
- Budi Darma
- Eka Kurniawan
- Esai Sastra
- Proses Kreatif
- Cerpen
- Wonosobo
- Chairil Anwar
- FRANZ KAFKA
- FYODOR DOSTOYEVSKI
- Hamid Dabashi
- Kumpulan Puisi
- Lingkungan
- Nirwan Dewanto
- Novel
- Subagio Sastrowardoyo
- W.S Rendra
- divisi seni rupa
- feminis
- widji tukul
Cari
Dari kata untuk kita bicara
0 komentar: