Sederhana, Karena Pembenaran.
Oleh : Kaka Cahea Caradhiki
Riuh, ramai lalu padam.
Kau adalah alasan, kenapa tamaram.
Dmaj7 dan menjadi seram.
Sekali lagi terbenam.
Hujan, gerimis lalu deras.
Saat aku menjadi keras.
Melantang meminta kebenaran.
Lalu terdiam saat ingat klasiknya cinta adalah pembenaran.
Ada, tiada lalu kosong.
Renyah tawa, bilang kau menarik.
Bersebab aku menjadi lebih.
Lemah, lesu tapi tak pernah letih.
Titik, garis lalu bidang.
Menjadi berproses melaju.
Berlebih, bertumbuh, berkembang.
Dinamis, nyaris.
Sayang, cinta adalah pembenaran.
Membenarkan yang salah, tapi tidak menyalahkan yang benar.
Sempurna, hendaklah.
Ada paus diawan itu, berenang atau terbang.
Kau adalah pusat.
Entah kau dimana, disitulah garis penopang melawatimu.
Dan mataku seperti enggan melepaskan barang sekedip.
Mungkin, bukan mungkin lagi.
Benar, kau adalah sebab sekaligus pengecualian dan pembenaran.
Karena kau adalah cinta, dan haruslah tetap menjadi cinta sampai habis egoku.
Wonosobo, 7 Desember 2015
0 komentar: