Takut Ketinggian
Karya: Egi H
Jam dinding menabrak tembok
Muncul darah berwarna hijau
Dan televisi tiba-tiba menyala
tanpa pernah kutekan remotenya
Sudah jam 2 pagi,
sudah banyak teman di sini
Mereka beragam
dan berasal dari tempat yang berbeda
ada yang jauh-jauh datang dari andromeda hanya untuk menemani saya
Badannya manusia, kepalanya rubah
dengan dasi dan segala atribut vintage
dia manusia-rubah yang baik, selalu tertawa. Sama seperti saya.
Belum menceritakan yang lain, tiap menit seolah kamar jadi penuh
tidak terhitung lagi
Mereka datang dari segala penjuru
ada yang tiba-tiba muncul dari tangan
ada yang datang dari selangkangan
Variatif, heterogen dan menyangkut keberagaman
Belum juga tuntas,
Sudah diseret ke alam tanpa batas
di suruh mereka lepas
Selepas-lepasnya
sesaat merasa merdeka dan bebas
ketawa, senyum-seyum puas
tapi seketika jadi cemas
badan melemas
seringan kapas
Di alam manapun,
pikiran tidak pernah habis terkuras
"Datang ke sini, lekas!"
Sempat tidak bernafas
perut juga mulas
"Tersiksa nahas...."
Jam 3 pagi
Semakin tidak waras
Semakin was-was
Debar daba semakin keras
takut pecah dan terhempas
Terbesit untuk ikhlas
Menyerah dan landas
makin kacau karena tertindas
Juga semua dirampas
Kalau sudah sadar
Bangunkan saya
Atau saya bangunkan anda
Atau kita sama-sama tidak bangun
Dari sini saya bisa melihat anda
Bisa dengan leluasa menciumi anda
memeluk anda
walau berlaku sementara
Barang satu malam
harga yang sepadan
Kalau saya nanti lupa
Tidak bisa membedakan yang imaji
dengan nyata
Tolong sadarkan
perihal disorientasi waktu
Tampar saja kalau perlu
Ah lucu, sudah jam empat pagi
mata kemana-mana
pikiran apalagi
Saya sudah bikin 5 puisi
semuanya juga lucu-lucu
Untuk dibaca besok pagi
Sambil ngopi
dan tanpa halusinsi
yang makin kesini
makin tidak ada bedanya
.
(Dini Hari Saya, 9 Desember 2015)
0 komentar: