Panduan singkat menulis cerpen
Panduan singkat menulis cerpen
Sebagai salah satu karya fiksi, cerita pendek atau cerpen memiliki
isi cerita yang relatif lebih pendek jika dibandingkan dengan karya fiksi
lainnya misalnya novel. Dalam karir sebagai seorang penulis menulis cerpen
dapat menjadi awalan yang baik sebagai penulis fiksi. Mengingat cerpen lebih
mudah untuk mendapatkan penerbit missal majalah, koran atau penerbit digital.
Walau terlihat sederhana, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
menulis cerita pendek. Tulisan ini ditujukan pada penulis pemula yang ingin
belajar menulis cerita pendek.
Tema
Tema adalah gagasan pokok yang mendasari dari sebuah cerita. Tema
pada sebuah cerita umumnya dapat langsung terlihat jelas di dalam cerita
(tersurat) dan tidak langsung, di mana si pembaca harus bisa menyimpulkan
sendiri (tersirat).
Sebelum memulai menulis cerpen. Sebaiknya kita sudah memiliki
gambaran awal tema seperti apa yang ingin anda tuangkan dalam cerpen, pesan apa
yang ingin kita sampaikan kepada pembaca. Tema yang baik akan mampu memberi
kesan kepada pembaca. Pemilihan tema dari awal juga berguna sebagai pedoman
ketika kita menulis, agar kita tidak mondar mandir atau melenceng dalam
menuliskan cerita tersebut.
Alur cerita (plot)
Alur atau Plot adalah jalan dari cerita dalam karya sastra. Secara
garis besarnya urutan atau tahapan alur dalam sebuah cerita adalah: perkenalan > mucul konflik /
permasalahan > peningkatan konflik > puncak konflik atau klimaks
> penurunan konflik > penyelesaian.
Perlu kita perhatikan bahwa dalam menulis cerpen kita harus fokuslah
pada satu alur cerita sesuai dengan tema yang sudah ditetapkan sebelumnya. Jika
kemudian muncul karakter tambahan, sejarah, latar belakang, dan detail lainnya
harus yang dapat memperkuat alur cerita kita. Yang sering terjadi dalam menulis
adalah terjadinya percabangan alur cerita, hal ini harus di hindari.
Karakter
Mengingat ada batasan jumlah kata dalam cerpen sebaiknya kita jangan
menggunakan karakter yang terlalu banyak. Semakin banyak karakter bisa membuat
cerita kita menjadi terlalu panjang dan tidak fokus pada tema. Gunakan karakter
secukupnya yang sesuai dengan alur cerita.
Setiap tokoh biasanya mempunyai watak , sikap, sifat dan juga
kondisi fisik yang disebut dengan perwatakan atau karakter. Dalam cerita
terdapat tokoh protagonis (tokoh utama dalam sebuah cerita), antagonis (lawan
dari tokoh utama atau protagonis) dan tokoh figuran (tokoh pendukung
untuk cerita).
Sepenggal kisah
hidup
Sekali lagi mengingat cerpen adalah cerita pendek maka baiknya
cerpen hanya menceritakan tentang sebagian kecil kisah dalam hidup karakter
yang kita buat. Jika karakter Anda memiliki kisah hidup yang sangat panjang,
tulis hanya sebagai latar belakang yang menjadi penguat tema cerita tersebut.
Agar cerpen yang kita tulis tidak terkesan melebar atau terlalu banyak kisah
yang dipaksa masuk, ada baiknya kita tekankan cerita kita hanya pada satu
bagian untuk ditulis.
Penggunaan kata
Penggunaan kata harus sangat kita perhatikan, mengingat cerpen
memiliki keterbatasan dalam jumlah kata yang bisa dipakai. Bagi kita yang ingin
mengirim cerpen kita ke penerbit seringkali majalah atau koran benar-benar
membatasi jumlah kata yang bisa dipakai. Di sini memang menjadi tantangan kita
untuk dapat menggunakan pilihan kata yang efisien dan menghindari menggunakan
kalimat deskriptif yang panjang. Ingat ini cerpen bukan novel.
Impresi
Secara tradisional, cerpen dimulai dengan pengenalan karakter,
konflik, dan resolusi. Alternatif lain, adalah Anda dapat membuat impresi pada
pembaca justru pada awal cerita, dengan langsung menghadirkan konflik. Karakter
Anda sudah berada di dalam kekacauan besar. Hal ini akan membuat pembaca
semakin penasaran, ada apa yang terjadi sebenarnya, bagaimana karakter tersebut
akan mengatasi persoalannya. Pengenalan karakter, setting, dll dapat dilakukan
secara perlahan-lahan di bagian cerita berikutnya.
Kejutan
Bagian ini menjadi sangat penting, mengingat pembaca suka
menebak-nembak akhir dari sebuah cerita. Maka kita sebaiknya membuat akhir
cerita yang sulit untuk ditebak. Kita beri kejutan pada pembaca di akhir
cerita, namun harus tetap sesuai dengan tema cerita jangan terkesan asal atau
tidak berhubungan.
Konklusi
Jangan biarkan pembaca meraba-raba dalam gelap pada akhir cerita
Anda. Pastikan konklusi diakhir cerita Anda memuaskan, tetapi juga tidak mudah
ditebak. Pembaca perlu dibuat berkesan pada akhir cerita, tentang apa yang terjadi
pada karakter tersebut. Akhir cerita yang mengesankan akan selalu diingat oleh
pembaca, bahkan setelah lama mereka selesai membaca cerita tersebut.
Karakter Fiksi yang
Nyata
Mari kita ubah sedikit kebiasaan kita! Ketika akan menulis cerita
pendek biasanya kita berkutat untuk mencari plot cerita. Kali ini coba kita
tinggalkan plot cerita itu sebentar. Sekarang pikirkan karakter kita. Karakter
kita yang akan menentukan ke arah mana cerita itu akan berjalan. Jika kita
memaksakan suatu karakter masuk ke dalam suatu plot cerita, justru kita akan
merusak keseluruhan karakter itu sendiri. Tetapi jika kita membiarkan karakter
"memainkan perannya" dalam "dunia cerita", karakter itulah
yang akan menuliskan ceritanya untuk kita. Lalu bagaimana membuat karakter itu
terasa hidup dalam berlakon? Berikut ini akan ditunjukkan beberapa tips
bagaimana membuat karakter yang "terasa hidup" tersebut.
1.
Karakter harus memiliki sifat dan kepribadian tertentu
Setiap karakter memiliki sifat dan kepribadian masing-masing, seperti
kita juga memiliki kecenderungan kepribadian tertentu. Pilihlah kepribadian
yang tepat untuk karakter Kita.Dalam hal ini kita bisa memilih satu, sampai
beberapa macam kepribadian. Tentukan mana yang dominan. Seringkali kepribadian
tersebut saling bertabrakan. Tidak masalah. Itu justru akan menambah hidupnya
karakter.
2.
Konsisten dengan kepribadian karakter
Kita harus konsisten dengan kepribadian karakter yang dipilih.
Misalnya seorang yang pemalu cenderung untuk bersandar pada kelompok tertentu,
atau mencari area ternyamannya sendiri. Kita tidak mungkin membuat cerita orang
yang pemberani tiba-tiba menjadi penakut. Tanpa alasan yang kuat, kita tidak
bisa mengubah kepribadian seseorang menjadi berubah 180 derajat dalam satu
waktu yang berdekatan. Ketika kita telah merancang akhir dari sebuah certa
namun karaker yang kita pilih di rasa tidak mungkin melakukan akhir kisah
seperti itu, lebih baik kita buang akhiir cerita dan biarkan karakter kita
menciptakan akhir ceritanya sendiri. Kita harus membuat cerita kita "masuk
akal" sesuai dengan karakter yang
telah kita buat.
3.
Tiada gading yang tak retak
Ada banyak penulis yang menggambarkan karakter yang ia buat dengan
sangat sempurna. Karakter yang seperti ini terkadang menjadi karakter yang
sangat membosankan. Ingat selalau ada sisi gelap dari setiap manusia. Karakter
yang manusiawi adalah karakter yang memiliki kelebihandan juga kelemahan.
Cerita kita akan lebih hidup dengan memiliki karakter yang manusiawi.
4.
Buatlah pembaca mencintai karakter yang kita buat
Ketika kita bercerita biasanya kita memiliki kecenderungan untuk
membuat karakter utama. Boleh jadi ketika kita sudah memiliki karakter utama,
buatlah pembaca mencintai karakter utama tersebut. Bahkanseorang karakter
antagonis juga bisa menjadi karakter yang dicintai oleh pembaca. Kita harus
menjelaskan siapa mereka, bagaimana mereka, apa yang mereka lakukan, alasan
kuat mengapa yang melakukan hal tersebut, dan tambahkan rasa manusiawi pada
mereka.Pembaca mestinya juga akan berpikir mereka juga akan berbuat yang sama
pada situasi yang sama. Itu akan menumbuhkan empati pada karakter yang kita
buat. Melekatnya karakter kepada pembaca
akan menjad ciri khusus tersendiri bagi kita sebagai penulis di benak pembaca.
Refrensi: 1. https://id.scribd.com 2.
wikipedia.org
0 komentar: