SELAMAT HARI BURUH 1 Mei2016 - Refrensi buku pergerakan buruh di indonesia
SELAMAT HARI BURUH 1 Mei2016: Refrensi buku pergerakan buruh di indonesia.
Selamat Hari Buruh 1 Mei 2016, Kepada seluruh buruh yang
menyediakan sandang, papan, pangan, kebutuhan setiap hari. Tanpamu mati roda
ekonomi.
Sejarah pergerakan
buruh di indonesia
Penulis : Sandra
Editor : Surya Tjandra
Penerbit : TURC
Tebal : 176 halaman
Editor : Surya Tjandra
Penerbit : TURC
Tebal : 176 halaman
Sejarah panjang pergerakan buruh di negeri kita dikupas
secara mendalam di buku "Sejarah Pergerakan Buruh Indonesia" yang
diterbitkan ulang oleh Trade Union Rights Centre (TURC) pada 2007.
Disebutkan bahwa pergerakan buruh di negeri ini dimulai pada abad ke-19 hampir mendekati silamnya, tepatnya pada 1897. Pada saat itu, serikat buruh yang pertama didirikan adalah NIOG (Nederland Indies Onderw. Genoots) atau serikat guru-guru bangsa Belanda. Jadi, cikal bakal munculnya gerakan buruh malah dimulai dari inisiatif bangsa kolonial. Namun, dari langkah tersebut, yang sifatnya merupakan "organisasi golongan," cukup menjadi pendorong bagi pertumbuhan organisasi di antara bangsa sendiri.
Kelebihan buku ini adalah penulis mampu menuangkan kejadian dengan jujur. Ia mampu mencatat rekaman gerakan buruh dengan jernih tanpa berpretensi mengajukan beban analisa yang berat. Rekamannya yang jujur itulah yang justru menjadi keunggulan utama buku ini.
Keunggulan lainnya adalah buku ini menawarkan perspektif sejarah dalam melihat pergerakan buruh Indonesia. Ia menyediakan bahan bacaan yang bersendikan sejarah buruh Indonesia sendiri (local reference), tanpa harus repot mengutip teori canggih dari luar negeri.
Disebutkan bahwa pergerakan buruh di negeri ini dimulai pada abad ke-19 hampir mendekati silamnya, tepatnya pada 1897. Pada saat itu, serikat buruh yang pertama didirikan adalah NIOG (Nederland Indies Onderw. Genoots) atau serikat guru-guru bangsa Belanda. Jadi, cikal bakal munculnya gerakan buruh malah dimulai dari inisiatif bangsa kolonial. Namun, dari langkah tersebut, yang sifatnya merupakan "organisasi golongan," cukup menjadi pendorong bagi pertumbuhan organisasi di antara bangsa sendiri.
Kelebihan buku ini adalah penulis mampu menuangkan kejadian dengan jujur. Ia mampu mencatat rekaman gerakan buruh dengan jernih tanpa berpretensi mengajukan beban analisa yang berat. Rekamannya yang jujur itulah yang justru menjadi keunggulan utama buku ini.
Keunggulan lainnya adalah buku ini menawarkan perspektif sejarah dalam melihat pergerakan buruh Indonesia. Ia menyediakan bahan bacaan yang bersendikan sejarah buruh Indonesia sendiri (local reference), tanpa harus repot mengutip teori canggih dari luar negeri.
Gerakan Perlawanan
Buruh
Penulis : Munir
Tahun
: 2014
Halaman : 124
Penerbi : Intrans
Publishing
Buku ini adalah penyempurnaan dari buku Munir yang pada
tahun 2005 diterbitkan dengan judul ”Gerakan Perlawanan Buruh: Catatan Pikiran,
Pengalaman dan Pemberdayaan Buruh (1990-an sampai reformasi)”. Jika pada
terbitan pertama buku ini diterbitkan sebagai persembahan 1 tahun wafatnya
almarhum Munir, sekarang buku ini diterbitkan untuk memperingati 10 tahun
kematiannya. Sebagaimana kata Munir sendiri, Jika nantinya buku ini bisa
diakses secara mudah oleh kaum buruh.
Lebih dari sekedar tujuan Profit Oriented, buku ini diterbitkan agar benar-benar menjadi refleksi dan pelajaran sejarah, bagaimana gerakan buruh di masa lalu mula-mula dirintis pada era rezim pemerintahan yang masih otoriter. Sudah barang tentu, dalam situasi seperti itu, berwacana, berkumpul dan bergerak untuk melawan oligarki atau perselingkuhan pengusaha dengan penguasa adalah pertaruhan yang sangat besar.
Lebih dari sekedar tujuan Profit Oriented, buku ini diterbitkan agar benar-benar menjadi refleksi dan pelajaran sejarah, bagaimana gerakan buruh di masa lalu mula-mula dirintis pada era rezim pemerintahan yang masih otoriter. Sudah barang tentu, dalam situasi seperti itu, berwacana, berkumpul dan bergerak untuk melawan oligarki atau perselingkuhan pengusaha dengan penguasa adalah pertaruhan yang sangat besar.
Buruh menuliskan
perlawanannya
Penulis : Bambang T.D dll.
Penerbit : Diandra Primamitra
Tahun : 2015
Sejarah mencatat, sejak pertengahan 2000-an secara
berangsur- angsur banyak orang mulai tersadar bahwa menjadi buruh murah tanpa
kepastian kerja adalah memuakkan dan menjengkelkan.
Mulai banyak buruh yang marah terhadap kebijakan upah murah (warisan Orde Baru) dan pasar tenaga kerja fieksibel. Ada yang marah lebih awal, ada pula yang baru marah sekarang. Dulu yang marah hanya sedikit, sekarang jauh lebih banyak. fieberapa serikat buruh gagal atau terlambat menyadari dua soal sumber keresahan buruh ini; beberapa lebih cepat langgap. Namun, yang jauh lebih penting, semakin banyak buruh dan serikat buruh yang kemudian teryakinkan bahwa kebijakan upah murah dan pasar tenaga kerja fieksibel boleh dan harus dilawan. Protes terhadap kesewenang-wenangan majikan, dan ketidakpedulian Dinas Tenaga Kerja setempat, meluas di mana-mana. Buruh semakin percaya bahwa protes itu dibolehkan. Semakin banyak orang terlibat aksi protes bersama. Puncaknya, dua tahun berturut-turut (2011-2012), serikat-serikat buruh Indonesia sepakat menggalang dua kali Mogok Nasional.
Buku ini memuat tulisan dari 15 buruh Indonesia yang merupakan para aktiyis serikat buruh. Tentu saja mereka bukan orang-orang yang terlibat langsung dalam perumusan kebijakan ekonomi makro. Semua adalah orang biasa, tidak ada satupun yang cukup lerkenal.
Mulai banyak buruh yang marah terhadap kebijakan upah murah (warisan Orde Baru) dan pasar tenaga kerja fieksibel. Ada yang marah lebih awal, ada pula yang baru marah sekarang. Dulu yang marah hanya sedikit, sekarang jauh lebih banyak. fieberapa serikat buruh gagal atau terlambat menyadari dua soal sumber keresahan buruh ini; beberapa lebih cepat langgap. Namun, yang jauh lebih penting, semakin banyak buruh dan serikat buruh yang kemudian teryakinkan bahwa kebijakan upah murah dan pasar tenaga kerja fieksibel boleh dan harus dilawan. Protes terhadap kesewenang-wenangan majikan, dan ketidakpedulian Dinas Tenaga Kerja setempat, meluas di mana-mana. Buruh semakin percaya bahwa protes itu dibolehkan. Semakin banyak orang terlibat aksi protes bersama. Puncaknya, dua tahun berturut-turut (2011-2012), serikat-serikat buruh Indonesia sepakat menggalang dua kali Mogok Nasional.
Buku ini memuat tulisan dari 15 buruh Indonesia yang merupakan para aktiyis serikat buruh. Tentu saja mereka bukan orang-orang yang terlibat langsung dalam perumusan kebijakan ekonomi makro. Semua adalah orang biasa, tidak ada satupun yang cukup lerkenal.
0 komentar: