Untuk Lelaki Yang Terdiam (Desfizar)
Untuk Lelaki Yang Terdiam
Ingatkah pertama kali kita berbincang?
Disitu, aku merasa senang.
Aku tidak sendiri, aku dapat berkata-kata.
Aku pun bahagia tatkala kau berbincang sedikit seluk beluk hidupmu.
Disitu, aku sedikit banyak belajar mengetahui kisah lelaki tangguh.
Setelah pertemuan pertama kau bertanya mengapa aku menghindar, hampir setiap saat.
Bukan, aku sedikit berjalan menjauh.
Aku akan sangat khawatir akan hal-hal yang luar biasa.
Kau nyaman-kita semakin akrab-dan kau menjauh karena sebenarnya aku sangat menyebalkan.
Akhirnya aku paham akan pentingnya sedikit menjauh.
Satu langkah, dua meter, tiga mil, hingga tak terukur lagi jaraknya.
Semakin hari aku menjauh.
Kau hanya terlalu baik, untuk orang sepertiku.
Suatu hari aku begitu merasa bersalah.
Sangat hebat mengenai apa yang pernah kulakukan, hanya ketika aku sadar.
Ternyata kau merasa sungkan, merasa tak enak hati.
Hingga kau membisu-menunduk-menjauh.
Jika kau merasa lebih baik dengan cara itu, aku baik-baik saja.
Sejujurnya, aku merasakan ketulusan itu.
Dalam diam, kau peduli.
Lewat kawanmu, kau bawa aku menjauh dari asap rokok yang perlahan membabat habis paru-paru sehatku.
Aku yakin kau hanya peduli padaku, aku sangat berterimakasih.
Dengan segala kerendahan hati, maafkan sikap acuhku.
Beginilah aku, seolah aku apatis.
Tapi ingatlah, dalam lubuk hati aku sangat berterimakasih-tersanjung- tersipu atas kepedulianmu.
Bisakah kau lantunkan suaramu kembali? Aku ingin mendengarmu barang satu kata.
Untukmu yang peduli dalam diam.
Karya: Desfizar; Komunitas Kata Bicara ©
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus