Surat Malam Untuk yang Terlambat Membaca Pertanda
Oleh: Egi Heryanto
Ini pagi, lacur debar dada sertakan sunyi menjelang tidur yang lelap.
Berhimpit-himpit segala luka
dalam desir darah
deras mengalir
ke muara hati, Kekasih.
Padam lampu dan bunyi arloji pukul dua belas menangkap mata
dalam bias yang terlalu sunyi untuk menjadi tafsir
atas segala alasan kau tidak kembali.
Rebah di bawah bintang bertabur cerita masa depan yang sering keluar dari bibir tipismu tanpa gincu merah muda dan aku selalu senang jadi pendengar tanpa bisa banyak menanggapinya.
Aku kehabisan kata-kata setelah senyum itu kau hadirkan menjelang pulang. Senyum yang memperlihatkan matamu semakin redup dihimpit kantuk. Yang baru bisa aku maknai setelah kehilangan panjang berlarut lelah sebagai senyum tulus penuh harap agar aku tidak pergi. Senyum yang tidak pernah bosan aku lihat meski sekarang hanya bisa mengingatnya saja.
Lalu sesal menyeruak,
mengudara
tidak meninggalkan apa-apa
selain aku
dan lebih banyak perihal tentang kau
juga air mata
dalam doa yang tidak pernah selesai
kita aminkan, Kekasih.
Surat Malam Untuk yang Terlambat Membaca Pertanda
Oleh: Egi Heryanto
Ini pagi, lacur debar dada sertakan sunyi menjelang tidur yang lelap.
Berhimpit-himpit segala luka
dalam desir darah
deras mengalir
ke muara hati, Kekasih.
Padam lampu dan bunyi arloji pukul dua belas menangkap mata
dalam bias yang terlalu sunyi untuk menjadi tafsir
atas segala alasan kau tidak kembali.
Rebah di bawah bintang bertabur cerita masa depan yang sering keluar dari bibir tipismu tanpa gincu merah muda dan aku selalu senang jadi pendengar tanpa bisa banyak menanggapinya.
Aku kehabisan kata-kata setelah senyum itu kau hadirkan menjelang pulang. Senyum yang memperlihatkan matamu semakin redup dihimpit kantuk. Yang baru bisa aku maknai setelah kehilangan panjang berlarut lelah sebagai senyum tulus penuh harap agar aku tidak pergi. Senyum yang tidak pernah bosan aku lihat meski sekarang hanya bisa mengingatnya saja.
Lalu sesal menyeruak,
mengudara
tidak meninggalkan apa-apa
selain aku
dan lebih banyak perihal tentang kau
juga air mata
dalam doa yang tidak pernah selesai
kita aminkan, Kekasih.
(Cipete, 2 November 2015)
(Cipete, 2 November 2015)
0 komentar: