Untuk Lelaki Yang Berulang Tahun
Karya: Desfizar Merry
Kamu, lelaki yang kerap kumaki
Dalam sajak tengah malamku
Dan menjadi pemeran
Dalam setiap baitku
Kamu, lelaki yang lama kukenal
Di sekolah dasar
Sejak seragam mungil terlihat sedikit kedodoran
Dan sorot mata malu-malu
Di halaman sekolah
Tanpa tegur sapa
Terpikir olehku,
Pernahkah aku bercakap?
Atau bergurau?
Denganmu
Tak kuingat dengan jelas
Ini berkat hujan November
Aku terperangkap dalam nostalgia
Kala menunggu reda dan menggigil
Lalu kuingat satu hari
Tentangmu
Dan kamu mungkin tak peduli jika itu melekat dalam jiwaku
Apa yang pernah kulakukan di bawah hujan November?
Menunggu
Kamu tahu, namun tak peduli
Dan aku tahu, kamu tak peduli
Begitukah?
Hujan Novemver tahun lalu
Kamu pernah mendengar sedikit ceritaku
Bimbang, dan jantungku berlari
Dan kugenggam plastik hitam di jemariku
Kucari kamu dan kamu menghilang seperti satu debu
Dicari tak dapat
Hujan November tahun lalu
Kamu berusia tujuh belas tahun
Dan aku merasa bersalah dalam setahun
Mengapa?
Usia tujuh belas tahunmu mungkin menyiksamu
Dengan ejekan temanmu atas aku
Karena kamu tahu mengapa
Dan kamu terlalu sudi untuk mendengarnya
Tanpa menggertakku untuk berhenti
Kamu hanya teman yang sangat baik
Usia tujuh belas tahunmu mungkin menganiayamu
Citramu berubah karena aku
Aku yang tak tahu malu
Mengagumimu dengan keterlaluanku
Dan hal itu menjadi rahasia umum
Karena aku terkhianati
Memercayakan kisahku pada seseorang
Dan kamu menjadi sasaran cibiran
Lalu kamu masih tergeming
Sulitkah menakhlukkan waktu kala itu?
Kini, November bertangis awan hujan
Kamu berubah menjadi delapan belas tahun
Namun aku tak berharta
Tak mampu menghadiahi sesuatu
Tak mampu mengejutkanmu dengan hasil belian
Hartaku tersisa kata-kata dan hatiku
Yang menghujanimu seperti November
Jika kamu berharap hadiah
Jangan paksa aku untuk mengabiskan uangku
Tak mampu lagi aku
Kamu bisa meminta
Mengakhiri derita usia tujuh belas tahunmu, mungkin?
Kamu bisa memintaku berhenti
Sebagai pemberian delapan belas tahunmu
Jika kamu mau
Untuk temanku yang tersiksa, teraniaya, dan diam saja
0 komentar: