Mengenang April

18.10.00 Unknown 0 Comments

Oleh : Anu'ma Syifaus S

"Lelaki itu berbicara, hangat sekali.
Bedanya dengan April, kemarin dia dengan
perempuan itu bertengger, berdampingan.
Kini jaraknya lebih dari satu jengkal, sulit
diraih. Perempuan itu selalu tersenyum
melihatnya bicara. Ada yang janggal dari
tanggal yang tak tersisa."

*
Tersadarlah aku
Ingatanku melayang bebas menembus
akal dan
jatuh di sini
Langit-langit ruangan
Remang yang sudah dulu ditabrak lampu
dengan gemricik air kolam
Atau gerimis jatuh di kerikil malang itu
Terdengar sendu
Ini suara gerimis apa karena minor-minor
dari
mikrofon itu?
Tidak, ini November
Kalau kembali ke April saja
Tidak akan sepayah ini

Ada tatapan mata yang kosong
Diam-diam membidik
Terselip rindu yang sebisa mungkin
sembunyi
Sebelum akhirnya pura-pura padam
Ada pula cerita-cerita janggal
pendek, terpaksa tidak selesai
Kali ini kuning lampu berlomba dengan
senja
Melihatnya saja sudah terbang
Lebih baik aku pulang saja

Ada hangat yang mengalahkan dingin hujan sekarang
dan gelap yang terang
Di bawah neon putih pinggir jalan ini
Aku belum ingin pulang, sebenarnya
Tapi pergi adalah tujuan dari datang
yang
tak terselesaikan
Biar rindu kutitipkan di bangku ini
Aku sisakan juga teh yang sudah kau
buat, katamu tadi
Aku terjebak
Ingin mundur dan duduk lagi
Sialnya aku sudah pamit

Kamu, aku dan resah
Ada yang tidak asing
Kutemukan hujan, cuma rima sisanya
dan hangat April lalu
Lewat genggam jemari yang
berat lepas
Susah berkata apalagi mata
Lebih-lebih pura-pura di bawah asap
begini
Rinduku biar ku tinggal saja
Sisanya kubawa pulang untuk bantal
nanti malam
Aku pulang sekarang

Wonosobo, 21 November 2015

0 komentar: