Surat Malam: Terimakasih Malam,
Terimakasih, sore hari ini kamu membunuh sepiku. Sebenarnya bimbang, haruskah kamu datang atau tidak. Sebab, hujan sore ini mengerikan. Petir menggelegar di sana-sini. Pulang pun aku tak berani. Aku ingin kamu tidak datang, tapi aku kesepian. Bingung membicarakan apa kepada adik kelasku, tadi. Aku ingin kamu tidak datang, karena hujan lebat dan sangat dingin.
Hari ini kamu seperti pahlawanku. Ingin seperti apa? Spiderman? Aku lebih terkesan kamu datang tadi. Mungkin nama kamu cocok untuk menjadi julukkan pahlawan yang datang saat hujan. Seharusnya banyak kawan yang datang, jadi ada kejelasan diskusi tadi. Maaf membuang waktumu untuk mengobrol yang kurang jelas. Aku kesepian, kamu tahu kan? Syukurlah kamu datang.
Sebenarnya aku merasa aneh hari ini. Biasanya tidak segugup itu aku berbicara. Sungguh, baru kali ini aku berbicara seolah berhadapan dengan sosok yang belum pernah aku bayangkan. Bukan mengerikan, hanya susah menjelaskan.
Acara tadi, bukan diskusi mungkin. Lebih seperti obrolan yang serius. Tapi aku menikmati.
Dan masih ingat lagi, kamu menghangatkan tubuhmu dengan rokok. Meski aku yakin kamu ingin menggigil dengan celana basahmu. Tapi kamu berbagi kehangatan. Mungkin asap rokokmu. Terimakasih sudah banyak meramaikan sepiku, dan berbagi cerita. Mungkin esok bisa lebih banyak waktu seperti ini. Tidak hanya saat hujan dan kesepian.
Selamat malam, semoga tidak sakit.
0 komentar: