Filosofi Rokok. (Enyahlah)

17.52.00 Unknown 0 Comments

Oleh: Akbar Daffa Raharja

Ketika sebuah kisah yang terbengkalai oleh langkah,yang tak pernah usai dalam deru debu kota mewah.
Dia menjetikan abu dari rokok setengah panjang, dihisapnya lagi dihembuskan ke awan awan kota malam,dan timbul lagi abu yang dibuang itu. Terus seperti itu,hingga gabus rokok itu menyisakan pahit.
Lalu berpikirlah dia, "tadi rokok itu manis sebelum menyisakan hisapan terakhir yang pahit,apakah hidup juga bakal seperti itu?" "Apakah kenikmatan hidup yang menghasilkan abu yang kujentikan tadi juga bakal hilang cepat termakan langit-langit jalanan" "dan awalnya,aku yang membakar aku aku yang membuang,aku juga yang merasakan pahitnya,apakah hidup juga demikian?"

Lalu kopi pesanan itu datang, seperti menemukan cintanya, rokok itu berpadu dengan kopi. Apakah harus aku menemukan cintaku biar abu-abu yang kujentikan tadi tak kubuang sia sia,lalu pahit itu tak kurasakan karena telah terbakar sibuku menyesap kopi. Dan kemudian rokok itu mati. 
dan sepertinya memang demikian,harus kutemukan cintaku biar hidup ini tak terbuang sia-sia, dan pahit yang seharusnya kurasakan hilang karena kesibukanku yang lain.

Lalu aku bertanya kepada wanita yang duduk sendiri dari tadi,sambil mengetuk kata sandi. "Apakah kamu sendiri? Bolehkah aku berbagi cerita tentang kesepianku?" 

Wanita itu pergi tak meninggalkan arti. Dan kusimpulkan "kadang cinta ditemukan dengan mudah,dihantarkan oleh entah,tapi kadang pula cinta harus dicari dan dinikmati sendiri"

 

0 komentar: